Kebutuhan dasar manusia merupakan elemen yang penting bagi manusia untuk mempertahankan hidup dan kesehatannya. Kebutuhan tersebut secara terus menerus berusaha dipenuhi oleh manusia. Ada dorongan-dorongan kebutuhan dalam tubuhnya untuk tetap bertahan hidup. Dorongan tersebut yaitu berupa kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhinya.
Kondisi fisik manusia secara integral berkaitan dengan kondisi psikologis dan rohaninya. Manusia adalah satu kesatuan. Apa yang terjadi dengan kondisi fisik manusia akan mempengaruhi pula kondisi psikologis dan rohaninya. Penyakit fisik yang dialami seseorang tidak hanya menyerang manusia secara fisik saja tetapi juga dapat membawa masalah-masalah bagi kondisi psikologisnya dan rohaninya, demikian pula sebaliknya.
Pemenuhan kebutuhan dasar manusia akan terhambat jika seseorang menderita suatu penyakit atau injuri misalnya hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif dan kronik dan memberikan dampak secara holistik baik fisik, psikologis, sosial, ekonomi dan spiritual sehingga akan menyebabkan dalam memenuhi kebutuhan hidup dasarnya mengalami gangguan. Penderita hipertensi umumnya memiliki keluhan pusing, mudah marah, sukar tidur, sesak nafas, mudah lelah dan keluhan lainnya. Adanya kelemahan atau keterbatasan kemampuan dan keluhan lain akibat hipertensi tersebut, penderita akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya baik kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri. Adapun hubungan antara kebutuhan fisiologis, rasa aman dan dicintai dengan hipertensi yaitu :
1. Kebutuhan fisiologis pada pasien hipertensi
Kebutuhan fisiologis terdiri dari oksigen, cairan, nutrisi, temperatur, eliminasi, tempat berlindung (rumah), istirahat dan seks (Potter & Perry, 1991). Penyakit hipertensi menyebabkan kebutuhan fisiologis dari penderita akan terganggu. Penderita biasanya akan mengalami dyspnea (sesak nafas), gangguan oksigenasi, perubahan nutrisi, sukar tidur, istirahat tidak nyaman, pusing, mudah lelah yang selanjutnya menyebabkan kebutuhan akan seksualitas terganggu.
2. Kebutuhan rasa aman pada pasien hipertensi
Penyakit hipertensi kronik dan keluhan yang dialami juga dapat memberikan efek pada psikologis penderita yaitu perasaan tidak aman dan nyaman serta perasaan tidak dicintai. Rasa tidak aman misalnya rasa takut mati atau takut tidak bisa sembuh. Pusing, nyeri kepala, pusing, mata berkunang-kunang, sesak nafas dan mudah lelah menyebabkan rasa takut jatuh dan mengalami kecelakaan bila beraktifitas. Hal tersebut juga menyebabkan penderita hipertensi tidak dapat menjalankan rutinitas pekerjaan dan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya secara optimal. Adanya efek samping obat dan aturan program pengobatan juga menyebabkan penderita hipertensi mengalami kecemasan, rasa takut dan tidak nyaman.
3. Kebutuhan dicintai pada pasien hipertensi
Program pengobatan yang lama dan pengubahan gaya hidup memungkinkan rasa jenuh dalam melaksanakannya sehingga penderita merasa tidak dicintai dan bisa marah tanpa alasan yang jelas. Selain itu juga karena kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman tidak terpenuhi maka penderita tidak akan memiliki waktu dan tenaga untuk mencari cinta dan mencurahkan cinta dengan orang lain (Potter & Perry, 1991). Kesempatan berkurang untuk memenuhi kebutuhan akan afiliasi (masuk menjadi salah satu anggota kelompok), berinteraksi dengan sahabat, menjalin hubungan yang akrab dengan orang lain, interaksi dengan rekan kerja, kebebasan melakukan aktivitas sosial serta memberi dan menerima kasih sayang atau dihargai oleh orang lain dalam kehidupan sosial masyarakat (Syukri, 2003).