Seperti yang telah dimuat pada artikel Demam Thipoid Pada Anak, demam thipoid merupakan penyakit menular yang bersifat akut, ditandai dengan bakterimia, perubahan yang bersifat difus pada sistem retikuloendotelial, pembentukan mikroabses dan ulserasi Nodus peyer di distalileum. Pada masyakarat Indonesia, thipoid dikenal sebagai penyakit tipusatau tifus. Asuhan Keperawatan atau Askep Demam Thipoid Pada Anak dilakukan dengan beberapa tahap, dimulai dengan pemeriksaan awal untuk mengetahui jenis demam yang dialamianak.
Pemeriksaan awal ini meliputi:
Pemeriksaan Darah Perifer Lengkap
Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositosis atau kadar leukosit normal. Leukositosis dapat terjadi walaupun tanpa disertai infeksi sekunder.
Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositosis atau kadar leukosit normal. Leukositosis dapat terjadi walaupun tanpa disertai infeksi sekunder.
Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah sembuh. Peningkatan SGOT dan SGPT ini tidak memerlukan penanganan khusus
SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah sembuh. Peningkatan SGOT dan SGPT ini tidak memerlukan penanganan khusus
Pemeriksaan Uji Widal
Uji Widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri Salmonella Typhi. Uji Widal dimaksudkan untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum penderita Demam Tifoid. Akibat adanya infeksi oleh Salmonella typhi maka penderita membuat antibodi (aglutinin) yaitu:
Uji Widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri Salmonella Typhi. Uji Widal dimaksudkan untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum penderita Demam Tifoid. Akibat adanya infeksi oleh Salmonella typhi maka penderita membuat antibodi (aglutinin) yaitu:
- Aglutinin O: karena rangsangan antigen O yang berasal dari tubuh bakteri
- Aglutinin H: karena rangsangan antigen H yang berasal dari flagela bakteri
- Aglutinin Vi: karena rangsangan antigen Vi yang berasal dari simpai bakter.
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglitinin O dan H yang digunakan untuk diagnosis Demam Tifoid. Semakin tinggi titernya semakin besar kemungkinan menderita Demam Tifoid. (Widiastuti Samekto, 2001).